semua info tentang Narnia mulai dari sampai z
di mulai dengan versi pertama film yaitu the lion, the witch and the wardrobe.
Mengintip Filmnya
Film The Chronicles of Narnia, The Lion, the Witch and the Wardrobe dimulai dengan secuil kisah Perang Dunia II yang memaksa keempat Pevensie bersaudara diungsikan ke rumah Profesor Kirke (Jim Broadbent). Keempat anak tersebut mulai dari yang tertua ialah Peter (William Moseley), Susan (Anna Popplewell), Edmund (Skandar Keynes), dan Lucy (Georgie Henley).
Ketika hari hujan, mereka bermain petak umpet, saat Peter hampir selesai menghitung (sampai 100 hitungan), Lucy yang terburu-buru mencari tempat persembunyian memasuki sebuah lemari. Setelah menyibakkan jubah-jubah yang tergantung di sana, Lucy mendapati dirinya tertusuk ranting pohon dan menginjak tanah bersalju, bukannya lantai lemari. Agak di kejauhan ia melihat sebuah tiang lampu dan kemudian bertemu dengan Pak Tumnus (James McAvoy), makhluk setengah manusia setengah kambing, yang menjelaskan bahwa kini ia berada di Narnia, negeri yang "selalu musim dingin tetapi tak pernah ada Natal" gara-gara ulah si Penyihir Putih, Jadis (Tilda Swinton).
Beberapa jam Lucy singgah di gua Pak Tumnus, namun anehnya, ketika ia kembali ke ruang kosong tadi, Peter baru saja selesai menghitung. Lucypun menceritakan pengalamannya yang tentu saja tidak mereka percayai.
Akhirnya, mereka berempat memasuki Lemari Ajaib itu dan bersama-sama sampai ke Narnia, menemukan bahwa cerita Lucy selama ini benar adanya. Sedihnya, mereka menemukan gua Pak Tumnus berantakan dan ada selebaran yang menjelaskan bahwa Pak Tumnus ditangkap oleh polisi si penyihir karena dianggap berkhianat dengan menolong Lucy.
Bertemulah mereka dengan Pak dan Bu Berang-berang (suara Ray Winstone dan Dawn French), yang menjelaskan apa yang tengah terjadi. Kedatangan mereka berempat, keturunan Adam dan Hawa, ternyata sudah diramalkan dalam sebuah syair kuno. Aslan (suara Liam Neeson), sang Singa penguasa tertinggi bumi Narnia, juga dikabarkan telah muncul kembali untuk menghadapi si penyihir.
Di tengah-tengah percakapan itu, Edmund diam-diam menyelinap ke luar, berniat menemui Penyihir Putih. Ketiga saudaranya, dengan pertolongan Pak dan Bu Berang-berang, pergi menemui Aslan, meminta pertolongan.
Edmund yang berharap akan kembali mendapat perlakuan baik dari Jadis justru diperlakukan secara buruk. Di dalam penjara istana Jadis, ia bertemu dengan Pak Tumnus yang kemudian ia lihat telah diubah menjadi batu oleh Jadis.
Mendengar Edmund ditawan, pasukan Aslan segara membebaskan Edmund dan membawanya kepada Aslan. Namun Jadis tidak dapat menerimanya. Ia menganggap bahwa Edmund seorang penghianat, dan semua penghianat adalah miliknya. Bila hal itu dilanggar maka dunia Narnia akan dijungkir balikkan. Hal ini menjadi dilema sebuah dilema. Bila Edmund diserahkan maka ramalan syair kuno mengenai empat anak manusia yang akan membebaskan Narnia tidak akan terjadi. Sebaliknya bila Edmund tidak diserahkan maka Narnia akan dijungkir balikkan.
Akhirnya setelah mengadakan perbicangan dengan Jadis disepakati bahwa Aslan akan menggantikan posisi Edmund. Hal ini tidak diketahui oleh siapapun termasuk oleh Susan dan Lucy yang mengikuti Aslan ketika ia menuju ke tempat Jadis. Di Stone Table, Aslan menyerahkan diri, ia diikat, digunduli surainya, lalu dibunuh oleh Jadis. Aslan, Sang Penguasa Narnia pun tewas seketika itu juga.
Kesan yang Didapat
Bagi Anda yang telah terbuai keindahan dan kemegahan film Trilogi The Lord of The Ring (LOTR) kemungkinan besar Anda akan jenuh melihat film ini. Dan itulah yang saya rasakan.
Keajaiban dunia Narnia yang membuat segala sesuatu mungkin terjadi tidak dapat dibeberkan dengan indah oleh Andrew Adamson, sebagai sutradara film ini. Yang terjadi justru pemaparan serba tanggung yang hanya sekali tampil, walau tujuannya untuk membuat penonton selalu terperangah saat melihat sesuatu yang baru. Peristiwa berakhirnya musim dingin dan berubahnya patung penghuni Narnia jauh dari kesan indah dan mempesona. Peperangan pun hanya bagus dengan banyaknya jumlah dan macam mahluk dimasing-masing pihak, tapi terlalu sebentar untuk ukuran pasukan sebanyak itu. Simak bagaimana angkatan udara Peter yang justru tidak dihadapi oleh Naga yang dimiliki Jadis. Raksasa pengikut Jadis pun hanya bisa 'bercanda' saat pertempuran. Tidak ada peristiwa heriok yang ditunjukkan masing tokoh kecuali Edmund yang bertanding melawan Jadis. Seharusnya perangnya bisa lebih dahsyat dari yang ini.
Untuk keperluan 'keindahan' film, beberapa adegan cerita telah diubah oleh Andrew. Walaupun secara umum perubahan tersebut tidak mengurangi nilai utama dari film ini namun sayangnya perubahannya bersifat tanggung dan ada kalanya ikut menghilangkan pesan-pesan yang terdapat di buku.
Dialog cerdas antara Profesor Kirke dengan Peter dan Susan diubah menjadi lebih sederhana tetapi maknanya justru tidak terlalu dalam. Latar belakang masukkan keempat anak ke Narnia pun juga diubah dengan alasan merasa dikejar Ny Macready karena mereka habis memecahkan kaca jendela. Suatu bentuk pelarian dari tanggungjawab! Kenyataannya, di buku, mereka masuk ke lemari karena memang enggan bertemu Ny Macready yang saat itu membawa turis berkeliling rumah profesor Kirke.
Sosok Aslan-pun juga tidaklah semegah yang dilukiskan sebelumnya. Awalnya saya sempat terkecoh, mengira Aslan akan muncul saat terompet dibunyikan ketika Pevensi bersaudara dan Berang-berang tiba di tempat Aslan. Sedangkan penonton dibelakang saya justru menganggap macan tutul yang berseliweran (terkesan menyelinap) diantara pasukan Aslan ialah Aslannya. Namun, semua rasa penasaran tersebut sontak runtuh bahkan berubah jadi senyum kecut saat melihat Aslan yang muncul dalam kesederhanaan. Jauh sekali dari kesan perkasa yang coba diciptakan sejak semula.
Dalam hal ini mungkin Andrew hendak menggambarkan sosok Aslan sebagai pemimpin yang tidak menakutkan tapi tetap agung. Hanya saja, kesan agung justru tidak nampak, selain badannya yang kadang membesar. Auman Aslan dalam beberapa kali kesempatan juga tidak mampu membuat penonton bergetar, setidaknya musuh ketakutan.
Yang paling fatal ialah proses pengorbanan Aslan menuju ke Stone Table digambarkan secara ringkas dan kurang begitu berkesan. Setelah bangkit dari kematian seharusnya Aslan bercanda dulu dengan Susan dan Lucy yang begitu terpukul dengan kematiannya, namun tidak di film. Ia terlalu terburu-buru untuk membebaskan penghuni Narnia dibandingkan bermain-main dengan anak kecil. Selain itu, proses pengubahan patung kembali ke ujud semula juga dilakukan dengan cepat. Tidak ada gegap gembita kegembiraan para mahluk Narnia. Kegembiraan singa yang satunya saat melihat Aslan, dan juga kemarahan Raksasa yang ingin membunuh Jadis hilang dari pandangan mata.
Pesan Moral
Untungnya pesan moral yang ditekankan oleh Lewis melalui cerita Narnia tidak terleliminasi secara telak di filmnya. Beberapa nilai moral yang harus dimiliki oleh anak-anak tetap ditonjolkan dalam film ini. Simak bagaimana Lucy mengajak berjabat tangan Pak Tumnus walau ia sendiri tidak tahu apa artinya. Dan simak pula pertolongan Lucy dengan memberikan sapu tangannya saat melihat Pak Tumnus menangis. Nasihat Aslan untuk tidak mempersoalkan yang sudah terjadi saat mempertemukan Edmund dan saudara-saudaranya juga patut kita acungi jempol.
Sosok Lucy yang tampil lugu dan polos memang menarik untuk disimak. Tidak terlalu berlebihan rasanya bila Lucy dianggap penggambaran anak ideal yang diimpikan oleh semua orang tua di dunia ini. Lihatlah bagaimana ia memeluk Edmund ketika bertemu di Narnia untuk pertama kalinya dan ia pula yang pertama kali berteriak memanggil Edmund lalu memeluknya begitu tahu Edmund sudah dibebaskan. Padahal sebelumnya Edmund sering melukai hatinya. Walaupun tidak ada kata maaf tetapi perbuatannya melebihi dari sekedar kata maaf.
Sayangnya sosok Peter dan Susan tidak digambarkan sesuai dengan bukunya. Lewis tidak pernah menceritakan keinginan mereka untuk kembali ke rumah walaupun bahaya menghadang di depan. Sebaliknya di film Susan digambarkan sebagai sosok gadis yang enggan menghadapi masalah sedangkan Peter sebagai orang yang selalu ragu-ragu walau mereka semua telah diramalkan akan menjadi Raja dan Ratu Narnia. Tapi OK-lah lupakan pergeseran peran dan tangkaplah makna bahwa sosok Peter dan Susan sering kita temui atau bahkan kita sendiri mengalaminya.
Sedangkan Edmund, walaupun berperan sebagai pengkhianat namun keberanian dan kecerdikannya saat berperang melawan Jadis patut diacungi jempol. Pada dasarnya Edmund-pun juga memiliki sifat belas kasihan. Simak bagaimana ia berusaha menolong Pak Tumnus dan serigala yang berpihak kepada Aslan.
Lalu Bagaimana?
Tentu saja segera tonton film tersebut bagi yang belum menonton. Hanya saja bagi Anda yang mengagumi film LOTR, singkirkan dulu kekaguman Anda sewaktu menyaksikan film Narnia. Pun jangan membayangkan kemegahan dan kedahsyatan Narnia saat menyaksikan film ini. Terlepas dari itu, banyaknya nilai-nilai moral yang ada difilm ini membuat film ini tetap layak untuk disimak oleh siapapun juga. Semoga film berikutnya bisa lebih baik lagi.
The Chronicles of narnia Prince Caspian
kalo ngomongin buku nya gx akan ada habisnya dh..
dn seru bgt.. kalian semua harus bca..
tapi film nya mnuai byk kritikan tapi jga pujian..
koq bisa sih?!
saya sendiri sebagai fans berat nya narnia tuh sbel knpa ending crta nya di tmbah2 dn msh byk lagi dh..
sya sndri bingung..
tapi da yg bilang naskah nya dah di buat sblm sang penuis nya ne meninggal..
apa iya?!
sya kurang yakin dgn prnyataan ini..
jujur saja sya mnunggu hal yg lbh dari film ini..
first time sya nonton sih sya gx trtarik cz udah tw byk yg d ganti..
tapi pas udh ke2 n k3 sya bru mrasakan atmosfir film nya.
wlau berbda dgn bku nya, tapi film ni ckup mnarik prhtian sya, krna sya pnsaran apa yg akan trjdi (scara beda dgn buku)
well.. sya salut dgn efek2 nya dn salut dgn tokoh2 nya yg bsa brperan beda bgt dari film prtma..
cntoh aja peter pevensie - high king peter (william moseley) yg jadi pmarah dn sombong gtu..
pdhal peter yg diagungkan gx mungkin kya gt..
yg bkin sbel adalah peter n prince caspian nya brtengkar..
dpt ide dri mna ci, kya ny di ada2 bgt tp ntah knpa bisa msuk dgn karakter dn film serta situasinya di setting sedemikian rupa..
over all ni film bagus.. tp klo di ihat dar sisi adaptasi bku.
bruk bgt..
tapi ttp sja sya ska dgn pnampilan ben barnes as caspian k-10 wlau byk yg blang rada (bloon) n kurang wibawa.
tp boleh lah..
cz klo kta liat film ni bkn sbg film yg d angkat dari novel film ni seru bgt..
karena konflik internal nya yg bkin geregetan n ksah cinta susan n caspian nya yg gx da di buku jga seru..
adegan ending nya yg bkin film ni gx trlupakan bgi sya.
ben barnes cocok jadi caspian apa lagi klo lbh brwibawa..
jempoll bwt narnia n authornya C.S.Lewis..
The Chronicles of Narnia The voyage of The Dawn Treader
The Chronicles of Narnia: The Voyage of the Dawn Treader adalah sebuah 3-D film seri fantasi tahun 2010 dan merupakan film ketiga dari serial The Chronicles of Narnia. Film ini akan dirilis pada tanggal 10 Desember 2010.[1] Film ini diadaptasi dari novel karya C. S. Lewis. 20th Century Fox ini kemudian diumumkan pada 23 Maret 2010 bahwa film akan dikonversi menjadi 3-D.
Maslah nya sekarang ja msih bru2 liris di inggris nya jga.
jadi kita tunggu ja..
The Chronicles of Narnia adalah sebuah seri novel fantasi karya C.S. Lewis yang terdiri dari tujuh buku dan ditujukan untuk anak-anak. Lebih dari 95 juta kopi telah terjual dalam 41 bahasa. Serial ini ditulis oleh Lewis pada tahun 1950 sampai 1956 dan mengandung unsur-unsur Kristen, mitologi Yunani dan Romawi, serta dongeng Inggris dan Irlandia. Buku-buku ini telah diadaptasi untuk radio, televisi, dan film. Ilustrasi di dalam buku dibuat oleh Pauline Baynes. Adaptasi terakhir dari buku ini adalah film dari Walt Disney Pictures dan Walden Media, yaitu The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe (2005) dan The Chronicles of Narnia: Prince Caspian (2008).
Cerita dari serial ini berkisar pada petualangan manusia, atau disebut juga Putra Adam dan Putri Hawa, ke dalam sejarah dan alam Narnia. Di negeri tersebut, binatang dapat berbicara, sihir adalah hal yang lazim, dan kebaikan berperang melawan kejahatan.
Buku Narnia..?!
Harga 1 set nya sih Rp161.500,- di beberapa web saya liat..
Berisi 7 buku serial The Chronicles of Narnia:
1. The Chronicles of Narnia: Keponakan Penyihir
2. The Chronicles of Narnia: Sang Singa, Sang Penyihir, dan Lemari
3. The Chronicles of Narnia: Kuda dan Anak Manusia
4. The Chronicles of Narnia: Pangeran Caspian
5. The Chronicles of Narnia: Petualangan Dawn Treader
6. The Chronicles of Narnia: Kursi Perak
7. The Chronicles of Narnia: Pertempuran Terakhir
sipnosis nya..
Ternyata Narnia itu novelnya ada 7! ini yang saya kutip dari wikipedia:
The Chronicles of Narnia adalah novel karangan C.S Lewis yang terdiri dari tujuh buku. Lebih dari 95 juta kopi telah terjual dalam 41 bahasa. Serial ini ditulis oleh Lewis pada tahun 1950 sampai 1956 dan mengandung unsur-unsur Kristen, mitologi Yunani dan Romawi, serta dongeng Inggris dan Irlandia. Buku-buku ini telah diadaptasi untuk radio, televisi, dan film. Ilustrasi di dalam buku dibuat oleh Pauline Baynes. Adaptasi terakhir dari buku ini adalah film dari Walt Disney Pictures dan Walden Media, yaitu The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe (2005) dan The Chronicles of Narnia: Prince Caspian (2008).
Cerita dari serial ini berkisar pada petualangan manusia, atau disebut juga Putra Adam dan Putri Hawa, ke dalam sejarah dan alam Narnia. Di negeri tersebut, binatang dapat berbicara, sihir adalah hal yang lazim, dan kebaikan berperang melawan kejahatan.
Berikut adalah buku-buku dalam Chronicles of Narnia yang diurutkan berdasarkan tahun publikasinya. Buku-buku ini merupakan karya C.S. Lewis yang paling terkenal.
Sang Singa, Sang Penyihir dan Lemari (1950)
Buku Sang Singa, sang Penyihir, dan Lemari (The Lion, the Witch and the Wardrobe) mengisahkan petualangan Peter, Susan, Edmund, dan Lucy Pevensie ke negeri Narnia, di mana mereka, dengan bantuan Aslan sang singa, mengalahkan kejahatan Penyihir Putih.
Pangeran Caspian (1951)
Buku Pangeran Caspian (Prince Caspian) menceritakan kembalinya anak-anak Pevensie ke Narnia untuk mengalahkan penjajah dari Telmar yang mengusir penduduk asli Narnia dan menyerahkan tahtanya kepada yang berhak, Pangeran Caspian X yang tahtanya direbut oleh pamannya yang bernama Miraz.
Petualangan Dawn Treader (1952)
Buku Petualangan Dawn Treader (The Voyage of the Dawn Treader) mengisahkan Lucy dan Edmund Pevensie bersama sepupu mereka, Eustace Scrubb, yang mengarungi laut Narnia bersama Raja Caspian untuk menolong para lord yang diusir oleh Miraz. Mereka akhirnya bertemu Aslan di Ujung Dunia.
Kursi Perak (1953)
Buku Kursi Perak (The Silver Chair) menceritakan kembalinya Eustace Scrubb bersama teman sekolahnya, Jill Pole, karena dipanggil Aslan untuk mencari Pangeran Rilian, anak dari Caspian.
Kuda dan Anak Manusia (1954)
Buku Kuda dan Anak Manusia (The Horse and His Boy) menceritakan pelarian Shasta dan kuda bernama Bree dari Calormen di selatan ke Narnia dan kemudian mengungkap berbagai fakta yang mengejutkan. Cerita ini berlangsung pada masa anak-anak Pevensie menjadi raja dan ratu Narnia.
Keponakan Penyihir (1955)
Buku Keponakan Penyihir (The Magician's Nephew) menceritakan awal mula penciptaan Narnia oleh Aslan dan bagaimana kejahatan pertama (Jadis sang Penyihir Putih) memasukinya.
Pertempuran Terakhir (1956)
Buku Pertempuran Terakhir (The Last Battle) menceritakan kembalinya Jill dan Eustace serta akhir dari Narnia.
terus ini ringkasan dari The Last Battle:
Cerita dimulai dengan kekuasaan raja terakhir negeri Narnia , Raja Tirian. Narnia sudah mengalami masa damai dan sejahtera yang cukup panjang, berlangsung dari kekuasaan Raja Caspian X. Tirian, yang merupakan keturunan langsung dari Caspian X, diinformasikan oleh seorang centaurus bernama Roonwit bahwa peristiwa-peristiwa aneh dan tidak menyenangkan sedang terjadi di negeri itu dan konjugasi planet-planet menunjukkan tanda-tanda yang sangat berbahaya.
Seekor kera bernama Shift berhasil membujuk Puzzle, seekor keledai yang baik namun bodoh, untuk memakai kulit singa dan menyamar sebagai Aslan. Puzzle, meskipun enggan, berhasil ditipu oleh Shift yang mengatakan bahwa hal ini adalah kehendak Aslan. Setelah makhluk-makhluk Narnia berhasil ditipu, Shift memerintahkan mereka untuk bekerja demi orang-orang Calormen. Makhluk-makhluk pohon ditebang dan dijual sebagai potongan-potongan kayu biasa. Uang yang didapat akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan Aslan, yang akan digunakan oleh Shift dengan alasan demi kepentingan Narnia.
Raja Tirian dengan sehabatnya, Jewel, seekor unicorn berbicara pada awalnya juga tertipu oleh kabar kedatangan Aslan. Namun ketika mereka mendengar Shift mengatakan kepada makhluk-makhluk Narnia bahwa Aslan dan dewa orang Calormen, Tash adalah sama, dengan nama “Tashlan”, mereka menyadari bahwa seluruh kabar yang mereka dengar adalah kebohongan belaka. Ketika Tirian menuduh Shift melakukan kebohongan, tentara-tentara Calormen datang dan mengikat sang raja ke sebuah pohon. Lalu, Tirian berseru kepada Aslan untuk pertolongan dan mendapat penglihatan akan Digory Kirke, Polly Plummer, Peter Pevensie, Edmund Pevensie, Lucy Pevensie, Eustace Scrubb dan Jill Pole, walaupun Tirian tidak mengenali siapa mereka. Mereka bisa melihat Tirian, dan walaupun suara Tirian tidak bisa sampai kepada mereka, mereka menebak bahwa ia adalah seseorang yang berasal dari Narnia. Tidak lama kemudian, Eustace dan Jill masuk ke dalam dunia Narnia dan melepaskan ikatan sang raja.
Lalu mereka menolong Jewel dan Puzzle, yang mereka maafkan ketika mereka sadar bahwa Puzzle adalah korban penipuan Shift. Mereka menolong pula segerombolan dwarf, tetapi karena kepercayaan mereka akan Aslan sudah sirna, mereka menolak untuk menolong Narnia. Hanya seorang dwarf, Poggin, yang tetap setia kepada Aslan, Tirian dan Narnia, dan bersedia untuk menolong. Tirian dan kelompoknya yang kecil kemudian bertempur dengan tentara Calormen. Sepanjang peperangan banyak hewan-hewan yang terbunuh (oleh gerombolan dwarf tadi yang menyerang kedua belah pihak).
Di akhir perang, gerombolan dwarf jahat tersebut, Jill, Eustace dan yang terakhir Tirian, ditangkap dan dibuang ke dalam kandang, dimana seharusnya Tashlan berada. Selain itu pemimpin tentara Calormen, Rishda Tarkaan, yang memulai ide bahwa Aslan dan Tash adalah sama, juga masuk ke dalam kandang tersebut. Namun, apa yang ditemukan oleh Rishda (seorang yang sebenarnya tidak percaya akan adanya Aslan dan Tash) di balik pintu kandang adalah Tash sendiri! Tash menangkap Rishda yang ketakutan. Lalu, Peter, Edmund, Lucy, Digory, Polly, Eustace dan Jill muncul, dan Peter memerintahkan Tash untuk pergi. Tash lalu pergi dengan membawa Rishda Tarkaan. Tirian menanyakan tentang Susan (karena sekarang ia sudah tahu siapa saja yang di hadapannya). Kemudian mereka menceritakan tentang Susan yang sudah “dewasa” dan sudah bukan lagi “sahabat Narnia”, karena itu Susan tidak bersama-sama dengan mereka.
![]() |
The Last Battle |
Kemudian, Aslan berdiri di depan pintu kandang. Semua makhluk Narnia, termasuk yang sebelumnya sudah meninggal, berkumpul di luar kandang untuk masuk ke dalam dunia lain itu. Yang setia kepada Aslan dan Narnia, bisa memasuki dunia itu. Namun, bagi yang tidak setia, akan ketakutan dan tidak masuk, mereka menghilang ke dalam kegelapan dan tidak diketahui lagi nasibnya. Yang berada di balik pintu lalu melihat bahwa dunia Narnia kemudian hancur, naga dan kadal raksasa berkeliaran menghancurkan tumbuh-tumbuhan yang ada. Akhirnya Bapak Waktu memanggil bintang-bintang untuk turun dari langit. Kemudian, permukaan laut meninggi dan naik menyelimuti Narnia. Aslan memerintahkan Peter untuk menutup dan mengunci pintu. Lalu, Aslan memimpin mereka menuju ke negerinya.
Semakin mereka memasuki negeri itu, semakin mereka melihat persamaan antara dunia baru tersebut dan dunia Narnia yang baru hancur. Akhirnya mereka menyadari bahwa dunia baru itu adalah dunia asli, dimana dahulu kala dunia Narnia dibuat dengan dunia ini sebagai contohnya. Mereka lalu bertemu dengan seorang tentara Calormen, yang bernama Emeth, yang diijinkan Aslan untuk masuk ke dunia itu. Dari cerita Emeth, seorang yang baik dan terhormat, namun mengakui Tash sebagai dewanya, diketahuilah alasan mengapa Emeth diijinkan berada di situ. Aslan mengatakan kepada Emeth bahwa sepanjang hidupnya ia telah melakukan banyak hal yang berguna, dan karena keberadaan Aslan dan Tash begitu bertolak belakang, maka tidak ada perbuatan yang sia-sia yang bisa dilakukan untuk Aslan, dan tidak ada perbuatan yang tidak sia-sia yang bisa dilakukan untuk Tash.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan mereka dan akhirnya bertemu dengan semua sahabat-sahabat lama mereka dari cerita sebelumnya, seperti Mr Tumnus, Reepicheep, Raja Caspian X, Fledge, Raja Cor dan Ratu Aravis dan yang lain-lain. Di dalam dunia ini, selain menemukan bentuk asli Narnia, mereka juga menemukan bentuk asli bumi. Kemudian diketahui bahwa Peter, Edmund, Lucy, Digory, Polly, Eustace dan Jill semua tewas dibumi karena kecelakaan kereta api dan akan menikmati kehidupan setelah kematian di Narnia asli itu. Akhirnya, cerita ini ditutup dengan Aslan sudah tidak terlihat seperti singa lagi di Narnia asli, melainkan menjadi suatu keberadaan yang begitu indah dan tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan keindahan-Nya
seee...
skian dlu ntar klo film2 nya dh pda kluar..
sya lnjutkan lagi dh..
intinya jauh lebih asyik buku nya dehh..